Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Wednesday, August 10, 2016

Melupa Luka, Melawan Kenangan



www.fasihrdn.tumblr.com | tweet me @fasihrdn
Rasa-rasanya rasa tak lagi terasa. Tinggal asa yang dipaksa bergelantungan tinggi-tinggi agar lengan tak bisa memecah rencana. Membelah harap yang diusung sejak lama. Tahukah kau bahwa dalam dada debar begitu kencang saling tikam angan dengan silam. Begitu sesaknya tak bisa kucapai meski dengan tengadah berlama-lama. Sebab hujan yang basah adalah perangaimu, begitu dibilang kosokbalen dari daun gugur di musim kemarauku.

Kita adalah dua yang terlampau beda dari ujung kaki sampai kepala.

Bukan telak karenanya, tapi fatalmu yang terlalu berisik mengobrak-abrik sahaja. Tahunan dua dinding saling tikai, baku hantam dalam diam-diam menyusun dendam. Aku yang tak betah berlama-lama tanpa damai pula tak mampu memasung luka. Ruam-ruam bekas angka dua telah menjalari bahagia, merobek-robek cita-cita. Kau pun tak sanggup jadi benang jahit pasca operasi sesar. Apalagi ia, anggak-agul, angkuh kali padahal sudah jelas jadi tersangka. Bila saja melupa tak sesulit si buntung meraih bintang, sudah pejam segala dari ingatan.

Kau.
Dia.
Dirinya.

Semula kukira, melupa luka tak harus dengan cara membenci kenangan. Tapi ternyata, kita mesti siap jadi prajurit di garis paling depan. Melawan apapun yang menghambat masa depan.






0 komentar:

Post a Comment